Masa rendezvouz berakhir. I mean, a new path was come, okay fasten your seatbelts, dude!
Ada hal yang masih belum bisa kusentuh darimu. Kau menggenggamnya begitu kuat, bahkan hingga melukaimu. Aku tak akan memaksa membukanya. Aku hanya menunggu, mungkin nanti kau membukanya secara sukarela.
Aku tahu, di balik kata "lupa", tersimpan bom waktu which accidentally exploded by time. Aku takut jika ledakan itu mengenaimu. Maaf jika terkadang aku over protective, really sorry. Yang ingin kulakukan saat ini adalah menggenggam tanganmu. Setidaknya jika bom itu meledak sewaktu-waktu, aku sedikit bisa meredam kekuatannya.
Jujur, aku juga takut, bahkan terkadang rasa takut itu membuatku gemetar. Tapi, kau lebih takut tentunya. Aku tak bisa membiarkan egoku untuk memaksamu "sembuh" dan malah berbalik membuatmu semakin terluka. Maafkan caraku yang lancang dulu.
Sayang, aku ingin menjadi lebih kuat. Tidak, tidak, bukannya karena aku ingin melindungimu, tidak. Karena aku tak ingin sok kuat. Aku belum cukup mampu melindungimu. Aku ingin menjadi kuat agar nanti aku tidak menambah membebanimu di saat apapun, terutama saat kau terlalu rapuh.
Sayang, genggam tanganku sampai nanti agar kita bisa berbagi hangat, saling menguatkan. Aku tunggu saat kau benar-benar mampu menjadi imamku, dan jadikanlah aku makmum yang taat kepadamu dan Rabbku.Selama kita menghadapi semua bersama, aku yakin semua bisa teratasi dengan izin Tuhan. Jangan takut, jangan sedih, jangan khawatir, Allah senantiasa bersama kita....